Sunday, February 1, 2009

Rechstaat



Parthenon


Athena adalah sebuah nama. Kini menjelma jadi kota. Konon, nama itu bermula karena seorang dewi, Athene. Yunani percaya, Athene dewi kebijaksanaan, ahli strategi dan perang. Tapi Romawi meyakini, Athene sama dengan Minerva.

Athene perawan sejati. Epos-nya membahana sebagai gadis yang tak pernah disentuh dewa. Diapun diberi gelar pallas (gadis). Orang-orang menyebutnya Pallas Athene.

Dewi ini juga punya sejarah digdaya. Dia adalah puteri Zeus. Hasil persetubuhannya dengan Metis, maka lahirlah Athene. Metis sendiri, juga bukan dewi biasa-biasa. Dewi yang paling cerdik diantara semua dewi yang ada. Dewi Themis, kalah pandai dibanding dia. Hera juga, selalu takluk dengannya.
Parthenon

Tapi, Zeus sempat ketakutan. Ada ramalan bilang, lahirnya Athene, bakal mengancam singgasanya. Zeus takut, Athene bakal lebih kuat darinya. Padahal Zeus adalah raja-nya dewa-dewa. Penguasa kahyangan satu-satunya. Walau mahadewa, tapi Zeus percaya takhyul juga.

Zeus kalap. Dia menguntal perut Metis, biar Athene mati keguguran. Tapi dari belakang, Hephaistos, dewa sekandung Zeus, marah melihatnya. Hephaistos memukul kepala Zeus sampai terbelah. Keajaiban terjadi. Ternyata, dari situlah Athene lahir. Begitu muncul, bukan bayi bentuknya. Athene langsung sesosok dewasa dengan pakaian prajurit, ageis, tombak dan helm perang. Kenapa bisa? Tak ada yang tahu sebabnya. Tapi namanya juga dewa, beda dengan manusia, katanya.

Ditengah kejadian itu, halilintar dan petir, menyambar kuat-kuat. Menandakan Athene telah lahir dikahyangan. Athene pun siap menentang ayahnya, Zeus tadi. Sayang epos ini, berhenti disini. Ending kisah ini, entah bagaimana. Entah Athene berhasil mengkudeta, tak tahu juga. Karena sang Homer, sastrawan Yunani yang menceritakan dalam bukunya, Illiad, tak melanjutkannya.

Waktu berjalan, Athene banyak disembah. Namanya membahana. Karena manusia lebih percaya padanya. Parthenon pun berdiri di atas bumi. Dia ada di Troya. Ini kuil khusus untuk manusia menyembah Athene. Kuil ini berbentuk gedung dengan delapan pilar besar didepan.
Supreme Court di Amerika Serikat

Sekitar abad 5 SM, Athene pun dijadikan judul sebuah kota, Athena. Zeus sendiri, sampai kini tak ada yang mau menabalkan namanya. Entah jadi kota, merek ban, korek api, pengadilan, atau apapun namanya. Sang puteri, justru lebih menjulang citranya.

Lahirnya Athena juga, bukan tanpa cerita. Dulunya, kota ini sebagai pengganti Troya (kini Turki bagian Barat) yang terbakar. Troya hancur karena perang sepuluh tahun dengan Sparta (dulu Yunani). Perang itu, gara-gara rebutan pallas (gadis) belaka.

Awalnya, Helen, gadis Troya dibawa kabur Paris, putera raja Troya, Priam. Helen ialah permaisuri Menelaus, dia ini raja yang adik kandungnya Agamemnon, penguasa Sparta dan Myceneae. Antara Agamemnon dan Priam, adalah sahabat sejak lama. Titah Agamemnon agar Priam mengembalikan Helen, tak diindahkan. Dia pun murka. Seluruh balatentara yang ada, dibawanya. Menyeberang laut hitam, menyerbu Troya.

Agamemnon membawa semua prajurit tangguhnya, Achilles, Ajax, Patroclus, Teucer, Nestor, Oddysseus dan Diomedes. Drama sempat terjadi. Seribu kapal perang Agamemnon, sempat tak bisa berlayar. Karena tak ada angin dan hujan. Agamemnon lalu membunuh puteri semata wayangnya, Iphigenia. Gadis kecil ini dikorbankan untuk dewi Themis. Angin pun berhembus seketika. Tentara Sparta pun menyerbu Troya.

Begitu sampai di Troya, pasukan Sparta lansung digdaya. Mereka menguasai Acropolis, dataran tinggi Troya. Kebetulan, disana itulah Parthenon berdiri. Tak disangka, puteri Cassandra, bersembunyi didalamnya. Gadis ini anak perempuan Priam. Adiknya Paris. Cassandra lagi asyik menyembah Athene. Ajax melihat Cassandra. Dia lalu memperkosanya. Ajax menggagahi Cassandra di kuil dewi yang perawan. Parthenon pun ternoda. Tak ada kisah Ajax terkena karma. Dia sehat-sehat saja.

Selepas perang, Troya hancur. Agamemnon mati. Priam juga. Athena pun berdiri. Inilah kota pertama didunia. Parthenon di Acropolis itu, diperbaiki lagi. Abad berselang, Parthenon berubah fungsi. Bangunan berpilar delapan itu, ditiru Barat. Parthenon menjadi simbol gedung pengadilan. Di Amerika, bangunan Supreme Court­ (Mahkamah Agung)-nya, meniru habis Parthenon. Inggris juga sama. Perancis tak beda. sumber foto :www.bengkel13.com

Eh, Indonesia sama saja. Meniru juga. Lihat saja bangunan Mahkamah Konstitusi di Jakarta. Gedung dengan sembilan pilar didepan itu, menjiplak Parthenon juga. Waktu diresmikan, bangunan itu katanya sangat elegan bernuansa gothic Romawi. Untuk membangun gedung itu, Rp196 Miliar digelontorkan. Mereka yakin, gedung itu sebagai ajang penjaga konstitusi kita. Mereka percaya, bangunan itu, membawa berkah konstitusi kita. Padahal, Parthenon aslinya tempat menyembah Athene. Padahal di bangunan serupa, Ajax memperkosa perawan Cassandra. Di dalam sana, Ajax berbugil ria, dengan sang wanita yang meronta. Di nusantara ini, kita yakin didalam “parthenon”, konstitusi
kita bisa lestari. Hanya karena, Barat yang kita dijadikan kiblat.
Hanya karena, kita selalu mengekor Barat yang sesat.




Majalah MAHKAMAH (edisi 1-15 Februari 2009)

2 comments:

Dee FSM said...

Salam kenal...senang membaca tulisan-tulisan anda.

Anonymous said...

wah bagus tulisannya ya wan